Thailand – Rada Anjelina lahir di Tembilahan pada 22 Januari 2003. Ia dikenal sebagai mahasiswi yang aktif berkegiatan sosial. Sehingga pengalaman yang ia dapatkan mampu menghantarkannya ke dunia internasional. Ia merupakan mahasiswi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau, yang berhasil menorehkan prestasi membanggakan melalui pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) Internasional 2025 di Rajaprajanugroh 39 School, Thailand.
Kehadiran Rada menjadi bukti nyata bahwa pendidikan Islam di Indonesia mampu berkontribusi dalam ranah global. Sejak awal kedatangannya, ia disambut dengan hangat oleh kepala sekolah, para guru, dan peserta didik yang antusias ingin belajar budaya sekaligus metode pengajaran dari Indonesia. Rada tidak sekadar hadir sebagai mahasiswa magang, tetapi berperan aktif sebagai penggerak pembelajaran yang inovatif, kritis, dan berorientasi pada perkembangan anak.
Dalam proses mengajar, Rada menunjukkan pendekatan pedagogis yang cerdas dan adaptif. Ia menggabungkan unsur bermain, seni, dan nilai-nilai moral dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga kelas menjadi hidup dan interaktif. Anak-anak tampak senang, aktif, dan menunjukkan perubahan positif dalam keterlibatan belajar. Hal ini memperlihatkan kompetensi profesional Rada sebagai calon pendidik yang tidak hanya menguasai teori, tetapi juga mampu mengimplementasikannya dalam konteks lintas budaya.
Direktur Rajaprajanugroh 39 School, Dr. Nusee Madeng, menyampaikan apresiasi mendalam terhadap kontribusi Rada. Dalam wawancaranya, beliau menegaskan:
“Rada benar-benar membawa warna baru di sekolah kami. Anak-anak sangat menyukainya karena cara ia mengajar begitu menyenangkan dan penuh ide kreatif. Ia bukan sekadar guru, melainkan sosok yang mampu menginspirasi. Kami merasa beruntung dan berterima kasih atas kehadirannya, karena dalam waktu singkat Rada berhasil menyatu dengan guru dan siswa layaknya keluarga besar Rajaprajanugroh 39 School.”
Sementara itu, Muhammad Ingding, guru pamong yang mendampingi selama program berlangsung, juga memberikan kesan positif terhadap etos kerja Rada.
“Rada memiliki kemampuan pedagogik yang kuat dan kepekaan budaya yang luar biasa. Ia mampu beradaptasi dengan cepat, memimpin kegiatan belajar dengan percaya diri, dan memberi dampak positif bagi lingkungan sekolah,” ungkapnya.
Keberhasilan Rada tidak hanya menunjukkan kecakapan individu, tetapi juga merefleksikan kualitas kurikulum dan pembinaan mahasiswa UIN Suska Riau yang mampu bersaing di tingkat internasional. Di tengah tantangan globalisasi pendidikan, Rada telah membuktikan bahwa pendidikan Islam dapat bertransformasi menjadi kekuatan yang relevan, progresif, dan mendunia.
Dalam wawancara terpisah, Rada Anjelina menyampaikan pandangannya tentang dunia pendidikan Indonesia yang menurutnya perlu terus berbenah agar mampu bersaing di tingkat global.
“Selama saya menjalani program di Thailand, saya belajar bahwa pendidikan tidak hanya soal kurikulum, tetapi juga soal budaya belajar dan dukungan ekosistem yang menghargai inovasi dan kreativitas. Indonesia memiliki potensi besar, tapi kita perlu lebih serius memperkuat kualitas dan kesejahteraan guru, sistem pembelajaran yang adaptif, serta fasilitas pendidikan di daerah,” ungkapnya. Ia menambahkan bahwa pendidikan Indonesia perlu menekankan pada pembentukan karakter dan kompetensi abad 21.
Pandangan Rada Anjelina mencerminkan semangat generasi muda Indonesia yang tidak hanya ingin belajar, tetapi juga ingin membawa perubahan nyata bagi dunia pendidikan. Melalui pengalaman internasionalnya di Rajaprajanugroh 39 School, ia menyadari bahwa pendidikan sejatinya bukan sekadar tentang mengajar di kelas, melainkan tentang menanamkan nilai, membangun karakter, dan menyalakan mimpi anak-anak agar berani bermimpi lebih tinggi.
Kisah Rada menjadi bukti bahwa mahasiswa Indonesia mampu tampil di kancah global dengan profesionalisme, kepekaan sosial, dan dedikasi tinggi terhadap dunia pendidikan. Harapannya, pengalaman ini menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk terus berkontribusi, membawa wajah baru bagi pendidikan Indonesia yang lebih maju, humanis, dan berdaya saing dunia.

