Yala, Thailand — Suasana penuh antusiasme terasa di Yala Rajabhat University, Provinsi Yala, Thailand, pada 5 September 2025, ketika mahasiswa Indonesia tampil sebagai pembicara dalam kegiatan BIPA Camp (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing). Program ini menjadi wadah bagi mahasiswa asing, khususnya dari Thailand Selatan, untuk mempelajari Bahasa Indonesia sekaligus mengenal kebudayaan Nusantara secara langsung.
Dalam kegiatan tersebut, Rada Anjelina, mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau, bersama sepuluh rekannya — Adel, Sahar, Fathir, Fadly, Rifqi, Amel, Dara, Meisya, Lulu, dan Yana — berperan aktif sebagai pembicara dan fasilitator. Mereka memperkenalkan Bahasa Indonesia melalui pendekatan yang komunikatif, menyenangkan, dan interaktif.
Kegiatan BIPA Camp menghadirkan berbagai sesi pembelajaran yang dikemas kreatif, seperti pengenalan kosakata dasar, percakapan sehari-hari, serta permainan bahasa yang mengajak mahasiswa Thailand berinteraksi langsung menggunakan Bahasa Indonesia. Tak hanya itu, para peserta juga diperkenalkan pada unsur budaya seperti lagu, kuliner, dan permainan Indonesia.
“Bahasa Indonesia bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga jembatan untuk memahami budaya dan nilai-nilai kebersamaan bangsa kami,” ujar Rada. Ia menekankan bahwa belajar bahasa adalah langkah awal untuk membangun kedekatan antarbangsa di kawasan Asia Tenggara.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari peserta dan dosen pendamping. Salah satu dosen Yala Rajabhat University, Aj. Abdul Halim Ardae, menyampaikan rasa bangganya terhadap kegiatan tersebut.
“Kami sangat senang dan bangga bisa belajar langsung bersama mahasiswa Indonesia. Mereka tidak hanya mengajarkan bahasa, tetapi juga membawa semangat, keramahan, dan kehangatan budaya Indonesia,” ungkapnya.
BIPA Camp 2025 menjadi contoh nyata kolaborasi pendidikan lintas negara yang tidak hanya memperluas pemahaman bahasa, tetapi juga mempererat hubungan antarbangsa melalui diplomasi kebudayaan.
Secara lebih luas, kegiatan ini menunjukkan bahwa mahasiswa Indonesia berperan sebagai duta bahasa, budaya dan pendidikan, yang mampu memperkenalkan identitas nasional secara positif di dunia internasional. Melalui pembelajaran yang interaktif dan humanis, Rada dan rekan-rekannya berhasil membuktikan bahwa Bahasa Indonesia kini semakin diakui dan diminati oleh masyarakat global.
